DEPOSTMALANG
Mengunjungi tempat yang memeluk nilai sejarah benar-benar mendebarkan hati dan pikiran. Mendebarkan dalam artian karena kita seharusnya dituntut tahu dan paham apa makna dan simbol sejarah maupun pesan leluhur kita yang disampaikan melalui benda atau situs atau tempat yang bernilai sejarah tersebut. Salah satunya adalah Pura Meru di Lombok ini.
Baca juga: HITS!!! 3 Lirik Lagu Rap Coachan, Raper Asal Sumedang
Baca juga: Inilah Beberapa Resep Cara Membuat Gepuk Khas Sunda
Pura ini berlokasi tepatnya di tengah kota Mataram, yaitu di jalan Selaparang, kecamatan Cakranegara. Pura Meru juga sudah sangat terkenal sebagai pura yang terbesar di sana dan tertua di wilayah Lombok ini. Perlu Sobat ketahui, bahwa Pura Meru di Lombok ini sudah dibangun sejak tahun 1720 oleh seorang pangeran bernama Pangeran Anak Agung Made Larang, dan tujuan didirikannya Pura Meru ini tiada lain adalah untuk memuja dan tempat tinggal bagi tiga dewa yang menjadi keutamaan dalam hal peribadan umat Hindu di Indonesia. Tiada salah dan tiada bukan lagi, ketiga dewa-dewa itu adalah Dewa Brahma, kemudian ada Dewa Wishnu, serta ada Dewa Syiwa.
Tidak cukup untuk menghormati keeksistensian tiga dewa dalam ibadah umat Hindu saja, sebab nyatanya Pura Meru yang dibangun oleh pangeran tersebut juga turut serta merepresentasi gunung-gunung yang telah dianggap suci oleh para pemeluk umat Hindu, seperti halnya adalah ketika Pura Brahma diyakini telah mewakili atau merepresentasi Gunung Agung di Bali, lalu ada Pura Syiwa yang turut diyakini telah mewakili atau merepresentasi berdirinya Gunung Rinjani, serta tidak ketinggalan juga ada Pura Wshnu yang diwakili oleh Gunung Semeru di provinsi Jawa Timur. Uniknya nih ya Sobat dePost Lombok, bahwa hanya satu-satunya Pura Syiwa saja yang mempunyai atap susun 11, sedangkan untuk Pura Wishnu dan Pura Brahma hanya memiliki atap susun yang berjumlah sembilan saja. Hmmm, kenapa ya? Boleh ditanyakan ke empu setempat saat berkunjung besok ke Pura Meru-nya ya, Sobat dePost Lombok.
Sumber : DEPOSTBATAM