POSTMALANG,- Ketoprak seni budaya ini merupakan seni pentas drama tradisional yang berasal dari Surakarta dan berkembang pesat di Jogjakarta dan beberapa daerah Jawa Tengah lainya.
Nama “ketoprak” terkait dengan alat musik kentongan yang digunakan untuk mengumpulkan penonton sebelum pertunjukan dimulai. Dalam bahasa Jawa, memukul kentongan disebut keprak dan pertunjukan yang dilakukan setelah kentongan di-keprak disebut “ketoprak”.
Dalam perkembangannya, muncul beberapa istilah yang berkaitan dengan pertunjukan ini. Pertama adalah Ketoprak Mataram, yang muncul pada era 1950-an. Dari kelompok ketoprak yang berkembang di Taman Balekambang ini, muncul sederet pelawak kenamaan di tanah air. Seperti misalnya Nunung, Mamiek Prakoso, Gepeng, dan lainnya.
Yang menarik pertunjukan ketoprak akan diiringi kelompok musik gamelan. Dalam kelompok musik ini juga terdapat sinden, meski begitu pemain di panggung juga bernyanyi. Munculnya istilah ini berkaitan dengan disiarkannya pertunjukan ketoprak oleh RRI Yogyakarta.
Awal mulanya, ketoprak menggunakan iringan lesung (tempat menumbuk padi) yang dipukul secara berirama sebagai pembuka, iringan saat pergantian adegan, dan penutup pertunjukan sehingga terkenal disebut sebagai Ketoprak Lesung.
Namun kini, ketoprak kemudian menggunakan iringan gamelan jawa, dan penggarapan cerita maupun iringan yang lebih rumit. Cerita ketoprak sering kali menampilkan cerita drama yaitu legenda, cerita rakyat/sejarah jawa, opera, atau cerita kepahlawanan dan lain-lain. Cerita lain yang sering diangkat dalam pertunjukan ketoprak adalah Ramayana dan Mahabarata.
Pertunjukan ketoprak juga sering menceritakan kehidupan sehari-hari dengan lakon dan karakter sebagai sesuatu yang harus dimunculkan sebagai bentuk kekreatifan para pemain, wayang orang ini.* -RESTY