MALANG, DEPOSTMALANG
Abu Bakar Ash Shiddiq adalah orang yang paling awal masuk Islam bernama lengkap Abdullah bin Utsman (Abu Qahafah) bin Amir bin Amru bin Ka’ab bin Sa’d bin Tamim bin Murrah bin Lu’ai Ghalib Fihr al-Tamimi al-Quraisyi.
Kisah Abu Bakar Ash Shiddiq bersama dengan Rasulullah SAW, dalam perjalanan hijrah dari Mekah ke Madinah. Rasulullah SAW hijrah karena di Mekkah kondisi umat Islam tidak aman. Banyak orang yang tidak suka terhadap Rasulullah SAW dan orang islam pada saat itu.
Dalam kisah Abu Bakar Ash Shiddiq bersama dengan Rasulullah SAW sempat dikejar selama perjalanan hijrah itu. Rasulullah dan Abu bakar selamat, mereka bersembunyi dan beristirahat selama 3 hari di Gua Tsur.
Saat tiba di Gua Tsur, Abu Bakar dengan sigap menyiapkan tempat agar Rasulullah SAW bisa beristirahat dengan nyaman. Abu Bakar memastikan Gua Tsur adalah tempat yang aman untuk bersembunyi. Abu Bakar menyingkirkan batu-batuan, membersihkan debu, dan menutup lubang-lubang kecil yang biasanya merupakan tempat keluar binatang-binatang beracun.
Karena kelelahan, Rasulullah SAW tidur dalam pangkuan Abu Bakar. Kaki Rasulullah bengkak karena perjalanan jauh. Tidak lama setelah Rasulullah SAW tertidur, Abu Bakar melihat jempolnya ada satu lubang yang lupa ia tutupi.
Baca Juga : Sejarah Hewan Qurban Berawal dari Kisah Nabi Ibrahim Menyembelih Anaknya Sendiri
Baca Juga : Kisah Nabi Ayub Menghadapi Ujian Kehilangan Harta Benda dan Musibah Penyakit
Lalu dari lubang itu keluarlah ular yang siap mengigit. Setelah melihat ular itu, Abu Bakar segera menutup lubang itu dengan kakinya. Ternyata, ular itu menggigit kakinya dan menyebarkan racun bisa ke seluruh tubuh Abu Bakar.
Ia menahan rasa sakitnya. Berusaha untuk tidak bergerak karena ia tidak ingin Rasulullah SAW yang sangat ia sayangi terbangun.
Baca Juga : Istighfar Nabi Yunus, Doa Nabi Yunus Dalam Perut Ikan
Akhirnya karena tidak kuat menahan rasa sakitnya, Abu Bakar menangis. Air matanya menetes ke pipi Rasulullah SAW, lalu Rasulullah pun kaget dan terbangun. Kemudian, Rasulullah SAW bertanya mengapa Abu Bakar menangis. Sambil menahan rasa sakitnya, Abu Bakar bercerita bahwa dia digigit ular berbisa demi melindungi Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW sangat terharu dan segera membantu Abu Bakar mengobati lukanya. Atas izin Allah SWT luka Abu Bakar Sembuh. Racun ularnya bisa dikeluarkan dan Abu Bakar tidak merasa sakit lagi.
Baca Juga : Kisah Nabi Sulaiman, Memindahkan Singgasana Ratu Balqis
Abu Bakar Ash Shiddiq seorang yang paling mulia setelah para nabi. Disebutkan dalam satu riwayat hadist Abu Musa al-asy’ari ra bercerita, beliau pernah berwudhu di rumahnya kemudian keluar sambil berkata “Aku akan melewatkan hari ini untuk menemani Rasulullah SAW” beliau pun bergegas pergi ke masjid dan menanyakan keberadaan Nabi Muhammad SAW orang-orang menjawab, “beliau Rasulullah keluar kearah sana”, Abu Musa ra mengatakan maka aku pun berjalan ke arah tersebut sehingga beliau masuk ke dalam sumur di kebun aris.
Akupun duduk di pintu yang terbuat dari pelepah kurma, hingga Rasulullah SAW menyelesaikan buang hajatnya kemudian berwudhu. Aku menghampiri beliau Rasulullah SAW sementara beliau duduk pada tepi sumur tersebut sambal menyingkap dua betisnya serta menjuntaikannya ke dalam sumur, Aku memberi salam kepada beliau kemudian, aku kembali lagi ke pintu, aku mengatakan sungguh hari ini aku akan menjadi penjaga pintu Rasulullah SAW. Lalu datanglah Abu Bakar mendorong pintu itu, aku bertanya, siapa ini? Ia menjawab, ‘Abu Bakar’.
Baca Juga : Doa Nabi Musa yang Ada Dalam Alquran, Doa Memohon Ampunan, Agar Dimudahkan dan Dilancarkan Segala Urusan
Aku mengatakan kepada beliau, ‘‘Tunggu sebentar!’’. Kemudian aku mendatangi Rasulullah, sambil memberitahu, ‘’Wahai Rasulullah Abu Bakar datang meminta izin (untuk masuk).’’ Beliau menjawab ‘’Biarkan dia masuk dan berikan kabar gembira kepadanya bahwa dia akan masuk surga’’.
Aku beranjak kepadanya kemudian aku katakan, “Silahkan masuk Rasulullah SAW memberimu kabar gembira bahwa engkau akan masuk surga.” Lalu Abu Bakar masuk kemudian duduk di sebelah kanan Rasulullah SAW pada tepi sumur tersebut sambil memasukkan kedua kakinya ke arah sumur seperti yang dilakukan Rasulullah SAW sambil menyingkap kedua betisnya.
Baca Juga : Buat Kalian Yang Suka Tempat Wisata Angker, Jangan Lewatkan 5 Wisata Angker Yang Berada Di Malang Ini
Maka aku kembali duduk di pintu sementara aku tadi (di rumah) sedang meninggalkan saudaraku berwudhu untuk kemudian menyusulku, maka aku bergumam kalau Allah menghendaki kebaikan kepada saudaraku maka ia akan datang ke tempat ini.
Baca Juga : Doa Nabi Ibrahim Yang Ada Dalam Al Quran
Tiba-tiba ada seseorang yang mendorong pintu, aku pun bertanya, ‘‘Siapa di luar?’’ Orang tersebut menjawab, ‘Umar bin Khattab.’ Aku mengatakan, ‘‘Tunggu sebentar’’. Maka aku memberi salam kepada Rasulullah SAW sambil memberi tahu Umar bin Khatab datang meminta izin untuk masuk, beliau pun menjawab, ‘’Biarkan dia masuk dan berilah kabar gembira bahwa dia akan masuk surga.’’
Aku pun menghampirinya sambil mengatakan, ‘’Silahkan masuk Rasulullah SAW memberimu kabar gembira bahwa engkau akan masuk surga.’’ Kemudian ia pun masuk dan duduk di sebelah kiri Rasulullah SAW di mulut sumur, dan menjuntaikan kaki ke dalamnya. Maka aku kembali dan duduk di tempatku. Kembali aku bergumam, Jika Allah menghendaki kebaikan pada saudaraku, maka ia akan membuatnya datang ke tempat ini.
Tiba-tiba datanglah seseorang yang mendorong pintu, aku bertanya, ‘’Siapa di luar?’’ Ia menjawab, ‘‘Ustman bin Affan.’’ Aku katakan, ‘’Tunggulah sebentar’’. Lalu aku menghampiri Rasulullah SAW sambil memberitahu kedatangannya, maka beliau mengatakan, Biarkan dia masuk dan berilah kabar gembira bahwa dia akan masuk surga melalui sebuah musibah yang menimpanya.
Baca Juga : Cerita Horor Hilangnya Seorang Pendaki di Gunung Guntur Garut
Maka aku menghampirinya sambil berkata, ‘Silahkan masuk, Rasulullah SAW memberimu kabar gembira bahwa engkau akan masuk surge melalui sebuah musibah yang akan menimpamu’. Maka ia pun masuk dan mendapati tepi sumur telah penuh, maka ia pun duduk menghadap kepada Rasulullah dari sisi yang lain. Sa’id bin Musayyib (Meriwayatkan hadist ini) mengatakan: Aku mentafsiri kejadian itu dengan posisi kuburan mereka nantinya. (HR. al-Bukhari, no 3674).