DEPOSTMALANG
Oleh: Amir Machmud NS
CAHAYA YANG MENYIRAM
tentu tak secara tiba-tiba cahaya itu mengurung rongga hidupku. Siapa yang mampu menelusupkan sinar dari celah yang aku sendiri pun tak menemukannya?
Baca juga: Amarah Menyibak Waktu, Dendam pun Tersusun Makin Dalam
aku takkan mengurainya. Biarlah cahaya itu menjadi seperti ruap matahari pagi yang menyiramkan energi hangat tubuh dan menyegarkan angan
dalam terangnya kutemukan rasa. Dalam rasa kucecap kehangatan. Takkan kusoal dari mana ia tiba. Kudapatkan rekah nikmat pori-pori yang kini memancar menjadi kiblat pikiran, pelan-pelan meninggalkan kusam masa lalu
di depan, kuyakin cahaya itu makin menyiramkan makna.
(2021)
SUNGAI ITU SEPERTI DIRIKU
sungai itu seperti hidupku. Gemericik airnya sabar menghalau waktu yang pernah bergemuruh. Kini betapa dia mengalun tenang sebening itu
pernah dia meriuh hiruk pikuk. Mengempas banjir menyingkirkan bebatu dan ranting-ranting lepas bersilangan. Warnanya keruh kuning kecokelatan seperti jiwa yang meronta
Baca juga: Saat Kritik pun Disamakan Dengan Otak Sungsang?
sungai itu seperti diriku. Kulihat pada titik tenang dan pada amuk air. Tapi kucoba menjadi gemericik bening. Tapi kubertahan agar tak lagi membawa warna keruh kuning itu.
(2021)
WAKTU, DALAM KETIADAAN
kehadirannya adalah ketiadaan. Begitulah waktu berhenti di simpul makna. Tapi ia pergi lagi. Lalu pergi, lalu pergi
tak lagi bisa kueja. Sia-sia puisi menerjemahkan. Malam sudah terlalu dalam menyurukkan entah ke bibir mimpi atau ke sesingkap kesadaran. Ia hanya menjadi ketiadaan
Baca juga: 6 Destinasi Hotel Paling Menarik Se-Dunia Seperti di Negeri Dongeng
tapi bisa kurasakan muramnya. Waktu tak juga meninggalkan kesia-siaan. Kadang
ia memberi jeda perjalanan. Bukan sama sekali berhenti
: apakah nasib sudah memastikan
atau takdir telah menggariskan?
(2021)
-- Amir Machmud NS, wartawan senior, dosen, dan penulis buku. Dia telah menerbitkan 20 buku, tiga di antaranya antologi puisi: Tembang Kegelisahan (2020), Percakapan dengan Candi (2021), dan Kematian, Setiap Kali (2021).
Sumber : MATAJATENG