Kehadiranya Adalah Ketiadaan Amir Machmud NS

Hiburan —Jumat, 17 Sep 2021 17:32
    Bagikan  
Kehadiranya Adalah Ketiadaan Amir Machmud NS
Kehadiranya Adalah Ketiadaan Amir Machmud NS/Pinterest

DEPOSTMALANG

Oleh: Amir Machmud NS


CAHAYA YANG MENYIRAM

tentu tak secara tiba-tiba cahaya itu mengurung rongga hidupku. Siapa yang mampu menelusupkan sinar dari celah yang aku sendiri pun tak menemukannya?

Baca juga: Amarah Menyibak Waktu, Dendam pun Tersusun Makin Dalam

aku takkan mengurainya. Biarlah cahaya itu menjadi seperti ruap matahari pagi yang menyiramkan energi hangat tubuh dan menyegarkan angan

dalam terangnya kutemukan rasa. Dalam rasa kucecap kehangatan. Takkan kusoal dari mana ia tiba. Kudapatkan rekah nikmat pori-pori yang kini memancar menjadi kiblat pikiran, pelan-pelan meninggalkan kusam masa lalu

di depan, kuyakin cahaya itu makin menyiramkan makna.
(2021)



SUNGAI ITU SEPERTI DIRIKU

sungai itu seperti hidupku. Gemericik airnya sabar menghalau waktu yang pernah bergemuruh. Kini betapa dia mengalun tenang sebening itu

pernah dia meriuh hiruk pikuk. Mengempas banjir menyingkirkan bebatu dan ranting-ranting lepas bersilangan. Warnanya keruh kuning kecokelatan seperti jiwa yang meronta

Baca juga: Saat Kritik pun Disamakan Dengan Otak Sungsang?

sungai itu seperti diriku. Kulihat pada titik tenang dan pada amuk air. Tapi kucoba menjadi gemericik bening. Tapi kubertahan agar tak lagi membawa warna keruh kuning itu.
(2021)


WAKTU, DALAM KETIADAAN

kehadirannya adalah ketiadaan. Begitulah waktu berhenti di simpul makna. Tapi ia pergi lagi. Lalu pergi, lalu pergi

tak lagi bisa kueja. Sia-sia puisi menerjemahkan. Malam sudah terlalu dalam menyurukkan entah ke bibir mimpi atau ke sesingkap kesadaran. Ia hanya menjadi ketiadaan

Baca juga: 6 Destinasi Hotel Paling Menarik Se-Dunia Seperti di Negeri Dongeng

tapi bisa kurasakan muramnya. Waktu tak juga meninggalkan kesia-siaan. Kadang
ia memberi jeda perjalanan. Bukan sama sekali berhenti

: apakah nasib sudah memastikan
atau takdir telah menggariskan?
(2021)


-- Amir Machmud NS, wartawan senior, dosen, dan penulis buku. Dia telah menerbitkan 20 buku, tiga di antaranya antologi puisi: Tembang Kegelisahan (2020), Percakapan dengan Candi (2021), dan Kematian, Setiap Kali (2021).



Sumber : MATAJATENG


Editor: Ajeng
								
    Bagikan  

Berita Terkait