Tradisi Puter Kayun Banyuwangi Sebagai Ritual Menepati Janji Kepada Leluhur

Pendidikan —Jumat, 31 Dec 2021 11:51
    Bagikan  
Tradisi Puter Kayun Banyuwangi Sebagai Ritual Menepati Janji Kepada Leluhur
Tradisi Puter Kayun Banyuwangi Sebagai Ritual Menepati Janji Kepada Leluhur | Twitter

POSTMALANG – Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang menyimpan banyak tradisi. Tradisi yang beragam ini memiliki tujuan yang berbeda. Seperti puter kayun yang digelar pada bulan Syawal.

Puter kayun merupakan ritual yang dilakukan oleh warga Boyolangu sebagai ritual menepati janji kepada leluhur. Dalam ritual ini mereka akan melakukan napak tilas dengan menggunakan delman. Biasanya sekitar 20 delman digunakan dalam ritual puter kayun.

Tradisi puter kayun diawali dengan menghias delman hingga menarik dengan pernak-pernaik dan warna-warna yang cantik. Beragam dokar hias nampak berderet-deret. Dokar-dokar ini adalah milik warga Boyolangu yang memang masih memegang adat Puter Kayun.

Baca juga: Cara Membuat Tahu Crispy yang enak dan mudah

Baca juga: Eco Green Park Batu, a Tourist Attraction Targeted by Many Tourists

Tradisi unik ini terus digelar sebagai napak tilas jejak Ki Buyut Jakso, leluhur warga Boyolangu yang dipercaya sebagai orang yang pertama kali membangun jalan di kawasan utara Banyuwangi.

Konon, dulu saat membuka jalan di sebelah utara, Belanda meminta bantuan pada Ki Buyut Jakso karena bagian utara ada gundukan gunung yang tidak bisa dibongkar.

Tradisi ini biasanya dilakukan setelah hari raya Idul Fitri. Tepatnya pada hari ke sepuluh setelah lebaran. Hari-hari sebelumnya, warga Boyolangu sibuk menyiapkan makanan dan hiasan untuk dokar wisata. Tiga hari sebelum dilakukannya ritual Puter Kayun, masyarakat Boyolangu mengadakan ritual kupat sewu.

Baca juga: Cara Membuat Bakso Aci Makanan Kekinian yang Pedasnya Nampol

Baca juga: Mengenal Tradisi Petik Laut dari Banyuwangi Jawa Timur yang Digelar Setiap Bulan Suro

Sebelum pelaksanaan puter kayun, tradisi ini diawali sejumlah ritual. Dimulai dari nyekar ke makam Buyut Jakso dan tradisi kupat sewu (seribu ketupat) yang digelar tiga hari sebelum puter kayun dan pertunjukan barong pada malam puter kayun.

Selanjutnya warga Boyolangu melakukan pesta rakyat pada hari sesudahnya. Ada beberapa hiburan kesenian yang digelar pada saat pesta rakyat, seperti barong, kuntulan, gandrung, patrol, dan sebagainya.(PUT)

Editor: Putri
    Bagikan  

Berita Terkait