POSTMALANG-, Perang antara Hamas, kelompok faksi Palestina dan Israel terus berlanjut. Serangan ini menjadi catatan baru sejarah Palestina dan Israel, di tengah sejarah panjang konflik pertanahan antara kedua wilayah.
Konflik Israel dan Palestina telah memakan banyak korban jiwa dan jutaan orang yang mengungsi.
Kira-kira apasih alasan dibalik konflik Israel dan palestina ? Apakah yang memicu adanya konflik ini? Untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, yuk simak pembahasan dibawah ini.
Dilaporkan dari perpustakaanarsip.kamparkab.go.id inilah sejarah Palestina dan Israel
Sejarah Konflik Antara Israel dan Palestina
Konflik antara Israel dan Palestina dipicu oleh beberapa hal. Berikut ini pemicu konflik antara Israel dan Palestina yang dilansir melalui laman Al Jazeera.
Deklarasi Balfour 1917
Menteri Luar Negeri Inggris pada tanggal 2 November 1917 menuliskan sebuah surat yang ditujukan kepada Lionel Walter Rothschild yang merupakan tokoh komunitas Yahudi Inggris. Surat yang dikirimkan hanya berisi 67 kata, namun mempunyai efek seismik yang dahsyat bagi Palestina hingga saat ini.
Surat itu berisi mengenai komitmen pemerintah Inggris yang ingin membangun sebuah "rumah nasional" bagi kaum Yahudi yang ada di Palestina.
Surat inilah yang disebut sebagai Deklarasi Balfour. Pada saat masa kekuasaan Utsmaniyah, Inggris akhirnya mengambil alih wilayah Palestina. Pengambilan wilayah ini diperkuat oleh mandat dari Liga Bangsa-Bangsa (LBB). Sejak saat itu ada ratusan ribu kaum Yahudi pindah ke wilayah tersebut.
Pemimpin Yahudi sangat menyambut baik hasil keputusan PBB yang menyatakan bahwa wilayah Palestina akan dibagi menjadi dua, yaitu warga Arab Palestina dan Yahudi. Keputusan ini jelas bertentangan dengan warga Arab Yahudi, sehingga munculah konflik hingga saat ini terjadi.
Pemberontakan Arab Tahun 1930-an
Akibat konflik yang semakin menegangkan, pada bulan April tahun 1936, Komite Nasional Arab meminta warga Palestina untuk melakukan pemogokan umum. Pemogokan ini berlangsung selama enam bulan, dan warga Arab ditindas secara brutal oleh Inggris.
Inggris meluncurkan sebuah kampanye yang berisi penangkapan massal dan penyimpanan rumah warga. Fase kedua dari pemberontakan, dipimpin oleh perlawanan petani Palestina pada tahun 1931.
Pemberontakan ini terus berlanjut hingga tahun 1939. Inggris pada akhirnya mengerahkan sebanyak 30.000 pasukan tentara di Palestina. Desa-desa yang ada di Palestina dibom melalui udara, diberlakukannya jam malam, banyak rumah dihancurkan, dan pembunuhan terjadi dimana-mana tanpa adanya proses pengadilan.
Baca juga: Heboh Video Terduga Jambret Bawa Pedang Dikejar Warga di Astanaanyar Bandung
Pembagian Wilayah oleh PBB 1947
Pada tahun 1947, populasi warga Yahudi sudah mencapai sekitar 33% dari seluruh wilayah yang ada di Palestina. Tetapi warga Yahudi ini hanya memiliki sekitar 6% dari tanah tersebut. Pembagian wilayah yang dilakukan oleh PBB pada tahun 1947 menjadi pemicu konflik antara Israel dan Palestina.
PBB membagi wilayah Palestina untuk menjadi dua negara. Satu negara Yahudi dan satunya lagi negara Arab. Palestina tentu saja menolak keputusan tersebut, karena tidak ingin memberikan 55% wilayah Palestina kepada Yahudi.
Pembersihan Etnis Palestina 1948
Para militer Zionis memulai operasi militer mereka dalam menghancurkan kota dan desa yang ada di Palestina demi memperluas perbatasan dari negara Zionis. Gerakan Zionis merebut hingga 78% wilayah Palestina, dan sebanyak 15.000 warga Palestina dilancarkan melalui gerakan ini. Diperkirakan, sekitar 750.000 warga Palestina terpaksa keluar dari rumah mereka. Peristiwa ini disebut oleh warga Palestina sebagai "nakba" atau malapetaka dalam bahasa Arab.
Pendirian Negara Israel
Pada tanggal 15 Mei 1948, diumumkannya berdirinya negara Israel. Karena deklarasi ini, warga Palestina pun menolak dan memecahkanlah sebuah perang bernama Al-Nakbah. Perang tersebut membuat sekitar ratusan ribu warga Arab Palestina melarikan diri dari rumah mereka. Dan tidak lama berselang, kira-kira setahun setelahnya, Israel berhasil menguasai beberapa wilayah yang ada di Palestina.
Perang Enam Hari (Naksa)
Pada tahun 1967, dilakukanlah penyerangan pangkalan udara Mesir oleh Israel yang menyebabkan terjadinya perang besar antara Palestina dan Israel. Pasukan Israel tidak berhenti di sana, karena mereka juga memasuki wilayah Semenanjung Sinai untuk mengambil alih jalur Gaza, Dataran Tinggi Golan, Yerusalem Timur, dan Tepi Barat.
Yerusalem diakui oleh Israel sebagai ibu kota negara, dan Palestina sempat meyakini bahwa benar, Yerusalem adalah ibu kota di masa depan. Namun, Palestina tetap tidak menyetujui pemukiman Yahudi didirikan di wilayah Yahudi tepi barat.
Intifada I Tahun 1987-1993
Intifada memiliki arti perlawanan. Palestina melakukan intifada di Jalur Gaza pada Desember 1987. Hal inilah yang menjadi alasan berdirinya Hamas. Intifada dilakukan oleh Unified National Leadership dengan mengarahkan para kaum muda. Intifada yang dilakukan oleh Palestina ditandai dengan pemogokan, protes dan pembangkangan sipil. Selama intifada terjadi, sebanyak 1.070 warga Palestina dibunuh oleh pasukan Israel.
Perjanjian Oslo Palestina
Perjanjian Oslo ditandatangani pada tahun 1993. Perjanjian ini sebagai pertanda berakhirnya intifada dan pembentukan Otoritas Palestina. Otoritas Palestina adalah pemerintahan sementara yang diberikan oleh pemerintahan mandiri pada batas wilayah Jalur Gaza dan Tepi Barat. Pada akhirnya, PLO mengakui Israel dan memberikan Israel kendali atas 60% wilayah Tepi Barat.
Intifada II Tahun 2000
Intifada yang kedua terjadi pada tanggal 28 September 2000. Intifada ini terjadi saat Likud Ariel Sharon, seorang pemimpin oposisi, melakukan kunjungan yang cukup provokatif ke Masjid Al-Aqsa. Selama intifada, Israel melakukan kerusakan pada perekonomian dan infrastruktur Palestina. Dan pada saat itu, Israel akhirnya berhasil menduduki wilayah yang sebelumnya diduduki oleh Otoritas Palestina.
Konflik Sebelas Hari
Pada tanggal 10 Mei 2021, Israel melakukan serangan menuju Masjid Al-Aqsa. Penyerangan ini dipicu akibat dari perebutan wilayah Yerusalem Timur atau lebih tepatnya Sheikh Jarrah. Karena inilah, pasukan Hamas dan Israel saling menyerang satu sama lain melalui serangan udara. Penyerangan ini terjadi selama 11 hari, sampai akhirnya kedua negara menyetujui adanya gencatan senjata. Gencatan senjata dimulai pada Jumat, 21 Mei 2021.
Hamas Menyerang Israel Tahun 2023
Hamas melakukan penyerangan ke Israel pada tanggal 7 Oktober 2023. Hamas melakukan penyerangan dengan cara meluncurkan ribuan roket. Israel menyerang penyerangan ini dengan mendeklarasikan kewaspadaan perang. Israel melakukan serangan balasan melalui jalur Gaza.
Tercatat sebanyak 12.065 orang luka-luka di Gaza, dan 3.478 orang meninggal dunia. Pejabat pemerintah Israel menyatakan bahwa semua aliran listrik dan makanan yang ada di Gaza akan terjadi secara sepihak. Hal ini sebagai isyarat bahwa Israel akan melakukan pengepungan secara total.
Itulah penjelasan tentang sejaran palestina dan Israel. Semoga dapat menambah wawasan ya. (siskasptn)
Baca juga: Heboh Video Terduga Jambret Bawa Pedang Dikejar Warga di Astanaanyar Bandung