Sejarah Kelam Bangsa Indonesia,Mengenang G30SPKI.

News —Sabtu, 1 Oct 2022 10:28
    Bagikan  
Sejarah Kelam Bangsa Indonesia,Mengenang G30SPKI.
G30SPKI

POSTMALANG,- G 30S PKI (Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia) adalah bagian dari sejarah Indonesia. Peristiwa ini adalah salah satu tragedi paling kelam yang pernah terjadi di Indonesia.

Peristiwa kelam ini masih melekat di ingatan masyarakat Indonesia meskipun sudah terjadi puluhan tahun yang lalu. Buntut dari kejadian ini, sejumlah prajurit periwa TNI harus gugur. Lalu, bagaimanakah kronologi G 30S PKI? Ini dia penjelasan tentang tragedi G 30S PKI melansir dari sumber belajar Kemdikbud.

Latar belakang terjadinya G30SPKI

Peristiwa G30SPKI adalah tragedi nasional yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia dan memakan korban para pejabat tinggi TNI. Peristiwa ini dilatarbelakangi persaingan politik. PKI sebagai kekuatan politik merasa khawatir dengan kondisi kesehatan Presiden Soekarno yang sedang memburuk.

Pada awal Agustus 1965, Presiden Soekarno tiba-tiba pingsan seusai berpidato. Karena hal ini, banyak yang beranggapan bahwa usia Presiden Soekarno tidak akan lama lagi. Munculah pertanyaan besar. Siapakah pengganti Presiden Soekarno nanti? Pertanyaan inilah yang membuat persaingan antara PKI dan TNI semakin tajam.

POSTPANGANDARAN,- G 30S PKI (Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia) adalah bagian dari sejarah Indonesia. Peristiwa ini adalah salah satu tragedi paling kelam yang pernah terjadi di Indonesia.

Peristiwa kelam ini masih melekat di ingatan masyarakat Indonesia meskipun sudah terjadi puluhan tahun yang lalu. Buntut dari kejadian ini, sejumlah prajurit periwa TNI harus gugur. Lalu, bagaimanakah kronologi G 30S PKI? Ini dia penjelasan tentang tragedi G 30S PKI melansir dari sumber belajar Kemdikbud.

Baca juga: Cara Makanan Praktis Simple Anak Kos

Latar belakang terjadinya G30SPKI

Peristiwa G30SPKI adalah tragedi nasional yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia dan memakan korban para pejabat tinggi TNI. Peristiwa ini dilatarbelakangi persaingan politik. PKI sebagai kekuatan politik merasa khawatir dengan kondisi kesehatan Presiden Soekarno yang sedang memburuk.

Pada awal Agustus 1965, Presiden Soekarno tiba-tiba pingsan seusai berpidato. Karena hal ini, banyak yang beranggapan bahwa usia Presiden Soekarno tidak akan lama lagi. Munculah pertanyaan besar. Siapakah pengganti Presiden Soekarno nanti? Pertanyaan inilah yang membuat persaingan antara PKI dan TNI semakin tajam.

Mayjen Soeharto langsung mengambil aih [impinan Angkatan Darat untuk menindak lanjuti peristiwa yang terjadi di tanggal 30 September itu.

Langkah penumpasan dimulai pada tanggal 1 Oktober 1965. TNI Berusaha menetralisasi pasukan-pasukan yang menduduki Lapangan Merdeka. Selanjutnya, Mayjen Soeharto menugaskan kepada Kolonel Sarwo Edhi Wibowo untuk merebut kembali gedung RRI dan Telekomunikasi.

Pada pukul 20.00 WIB, Soeharto mengumumkan bahwa telah terjadi perebutan kekuasaan oleh gerakan 30 September. Ia juga mengumumkan bahwa Presiden Soekarno dan Menko Hankam/ KASAB Jenderal A.H. Nasution dalam keadaan selamat.

Operasi penumpasan berlanjur ke kawasan Halim Perdanakusuma pada 2 Oktober 1965, tempay pasukan G30S mengundurkan diri dari kawasan Monas. Pada tanggal yang sama, atas petunjuk Polisi Sukitman yang berhasil lolos dari penculikan PKI, pasukan pemerintah menemukan lokasi jenaza para periwra di lubang sumur tua. Diatasnya ditanami pohon pisang yang dekat juga dengan Halim yaitu ubang Buaya, Jakarta Timur.

Pada tanggal 4 Oktober, dilakukan pengangkatan Jenazah dan keesokan harinya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta. Para perwira yang gugur akibat pemberontakan ini diberi penghargaan sebagai Pahlawan Revolusi.

Upaya penumpasan pun terus dilakukan, rakyat Indonesia turut membantu dan mendukung penumpasan ini. demonstrasi anti-PKI pun berlangsung di Jakarta.

Operasi penumpasan berlanjut dengan menangkap orang-orang yang dianggap bertanggung jawap pada peristiwa G 30S PKI.

9 Oktober 1965, Kolonel A. Latief berhasil ditanggap di Jakarta. 11 Oktober 1965, Letkol Untung, pemimpin dewan revolusi berhasil ditangkap di Tegal ketika ingin melarikan diri ke Jawa Tengah.

Selain itu, para petinggi PKI seperti D.N Aidit, Sudisman, SJam juga ditangkap oleh TNI pada 22 November 1965. Selanjutnya, pada 14 Februari 1966 beberapa tokoh PKI dibawa kehadapan siding Mahkamah Luar Biasa (Mahmilub).

Desakan rakyat pun semakin ramai menuntut agar PKI dibubarkan. Puncaknya terjadi pada saat Presiden Soekarno mengekuarkan Surat Peritah 11 Maret 1966, Soeharto langsung mengeluarkan larangan terhadap PKI dan ormas-ormas dibawahnya. * (PARISAINI R ZIDANIA)

Baca juga: Bakal Jadi Seru Banget!!!Momen 3 Point Paling Berkesan Persib VS Persija

Editor: Widya
    Bagikan  

Berita Terkait