POSTMALANG,- Gunung Merapi memang terkenal dengan keindahanya ketika diatas puncak. Keindahannya ini membuat para pendaki terpesona dan sering mendaki Gunung Merapi. Namun, dibalik keindahannya, ada banyak cerita mistis, sama seperti dengan gunung-gunung lainnya.
Pasar Bubrah Gunung Merapi, bagi sebagian pendaki tempat ini sudah tidak asing lagi. Cerita legenda, misteri banyak terdengar dari Pasar Bubrah ini. Tempat itu juga sering disebut sebagai lokasi kerajaan ghaib.
Legenda menyebut, Pasar Bubrah di Gunung Merapi memiliki hawa mistis yang begitu kental. Cerita legenda Pasar Bubrah ini juha turun temurun dari generasi ke generasi. Lantas, kenapa Pasar Bubrah di Gunung Merapi ini disebut sebagai tempat mistis? Simak ceritanya dibawah ini.
Nama ‘Pasar’ dari Pasar Bubrah di Gunung Merapi bukan lah tempat berjual-beli seperti pasar pada umumnya. Legenda menyebutkan tempat ini dinamakan ‘pasar’ karena tempat tersebut adalah pasarnya para jin.
Mitos tentang Pasar Bubrah di Gunung Merapi ini beredar dari mulut kemulut. Juru kunci Gunung Merapi, Mbah Marijan bahkan sudah mengakui tentang hawa mistis yang ada di lokasi tersebut.
Baca juga: Popcorn Caramel, Begini Cara Buatnya
Mbah Mijan menyebutkan bahwa Pasar Bubrah di Gunung Merapi adalah lokasi dari kerajaan ghaib. Para pendaki bahkan banyak yang sudah mengenal legenda dari Pasar Bubar di Gunung Merapi, salah satunya ‘transaksi ghaib’.
Banyak pendaki yang mengaku mendengar suara seperti di pasar tradisional saat sedang memasuki Pasar Bubrah di Gunung Merapi. Konon, jika pendaki mendengar suara transaksi layakya di pasar biasa, maka ia harus melemparkan uang koin ke tanah.
Lalu, jika sudah melemparkan koin ke tanah, para pendaki harus memungut batu kerikil yang ada di sekitarnya layaknya sesudah membeli barang.
Fenomena Pasar Bubrah di Gunung Merapi juga menjadi perhatian bagi para peneliti. Hal ini karena lokasi Pasar Bubrah ini terlihat cukup kontra dari lereng-lereng gunung umumnya.
Pada umumnya, lereng gunung akan terlihat subur dan dipenuhu tanaman-tanaman hijau serta vegetasi khas dataran tinggi. Berbeda dengan Pasar Bubrah, lereng disitu s=justru terlihat tandung dan gersang serta dipenuhi dengan bebatuan, kerikil juga pasir.
Kini, Pasar Bubrah menjadi pos terakhir bagi para pendaki yang ingin sampai di puncak gunung. Apakah kamu pernah kesana?
Baca juga: Sewu Dino Bagian 23